Beyond the Surge: Mengeksplorasi Informasi Tsunami Pulau Sebesi


Pulau Sebesi merupakan hasil dari letusan gunung merapi dan letusan gunung Krakatau. Pulau Sebesi adalah sebuah pulau kecil yang luasnya hanya 2.620 hektar dengan penduduk yang tinggal di dalamnya seitar 2.808 jiwa. Pulau ini berlokasi hanya 20 km atau 10.7 mil dari gunung Anak Krakatau. Pulau ini terimbas letusan Krakatau 1883. Tsunami akibat letusan Krakatau membuat pulau ini hancur dan menyebabkan seluruh penduduknya hilang. Pasca tsunami 1883 akibat letusan Gunung Krakatau, Pulau Sebesi menjadi pulau tak berpenghungi. “Baru pada tahun 1901 masyarakat sekitar Katimbang kembali ingin bercocok tanam di pulau tersebut. wilayah perairan bekas berdirinya Gunung Krakatau di tahun 1927 mulai menunjukkan aktivitas kegempaan dan vulkanis. “Pada 26 Januari 1928, seonggok abu dan batu solid mulai muncul dari permukaan laut, yaitu lapisan tipis berbentuk kurva. Geofisika asal Rusia, W.A Petroeschevsky, adalah orang yang pertama menyadari kondisi ini dan mengamatinya secara cermat dari sisi Pulau Panjang. Olehnya, dataran yang baru lahir diberi nama “Anak Krakatau”. Pulau ini mulai menunjukkan stabilitasnya pada 11 Agustus 1930 dan pertumbuhan yang semakin solid di tahun 1930 dengan mencapai luas sekitar 1 mil.